Cari Blog Ini

Jumat, 30 Juli 2021

RUMAH ADAT DI INDONESIA

Rumah adat Indonesia sangat beragam mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya. Tidak heran apabila ternyata Indonesia pun punya banyak sekali jenis rumah adat sesuai dengan daerahnya. Jika dihitung berdasarkan jumlah provinsi, setidaknya ada 34 jenis rumah adat. Tapi, setiap provinsi pun bahkan punya rumah adat lebih dari satu.
Rumah adat atau rumah tradisional merupakan rumah yang dibangun berdasarkan salah satu unsur kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat. Rumah adat biasanya dibangun dengan corak atau gaya bangunan yang sesuai dengan arti kebudayaan setempat. Biasanya rumah ini dibangun dengan arsitektur yang sama persis dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan sedikit pun. Rumah ini merupakan lambang dari mcara hidup, kegiatan ekonomi, dan budaya sosial dari suatu masyarakat. Bisa dikatakan, rumah adat adalah salah satu representasi budaya paling tinggi dalam sebuah komunitas masyarakat.
Namun seiring berkembangnya waktu, rumah adat dijadikan inspirasi bagi masyarakat untuk menerapkannya pada hunian modern saat ini. Mulai dari model mbangunan hingga material yang digunakan untuk membangunnya. Tak hanya itu, msetiap rumah adat indonesia memiliki unsur-unsur nilai losos yang baik untuk diterapkan pada bangunan rumah
1. Rumah Adat Aceh: Krong Bade

Rumah adat Aceh ini memiliki kombinasi warna yang elegan dengan sentuhan ornamen pada kayu.
(Foto: Instagram/propan_sayembara)


Orang Aceh memiliki citarasa seni yang sangat baik. Salah satunya terlihat pada rumah khas Krong Bade. Rumah panggung dengan satu tangga di depan ini memiliki perpaduan warna yang cantik. Rumah Krong Bade biasa dikenal juga dengan nama rumoh Aceh.Rumah adat ini jadi salah satu budaya Indonesia yang hampir punah.
Rumah adat ini punya tangga di bagian depan rumah dan tingginya berada beberapa meter dari tanah. Jumlah anak tangga rumah adat Krong Bade biasanya berjumlah ganjil. Bahan dasar pembangunan rumahnya adalah kayu, dengan banyak ukiran di dinding rumah. Atap rumahnya terbuat dari daun rumbia dan bentuknya persegi panjang, memanjang dari timur ke barat.


2. Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon

Rumah adat Batak ini disebut bolon dan dilengkapi tangga yang jumlahnya ganjil.
(Foto: Instagram/hidupbatakcomm)


Bolon merupakan rumah khas Suku Batak di Sumatera Utara. Di Sumatera Utara sendiri Bolon terdiri dari beberapa jenis seperti Bolon Simalungun, Bolon Pakpak, Bolon Angkota, Bolon Karo, dan lainnya.
Dengan bentuk rumah panggung persegi panjang, rumah Bolon biasanya dilengkapi tiang penyangga setinggi 1,75 meter. Untuk masuk ke rumah, penghuni atau tamu harus naik tangga yang jumlahnya selalu ganjil. Ciri khas rumah adat ini adalah bentuknya panggung, terdiri dari beberapa tiang penyangga bergaris tengah. Dinding rumahnya dihiasi dengan ornamen khas Simalungun dengan warna merah, putih, dan hitam. Hiasan ornamen ini adalah lambang akan pandangan kosmologis dan loso budaya suku Batak.


3. Rumah Adat Sumatera Barat: Rumah Gadang


Sampai hari ini, Rumah Gadang khas Sumatera Barat masih banyak ditemui di provins ini. Rumah Gadang atau rumah godang adalah rumah adat Minangkabau. Ornamen rumah ini juga banyak ditemui di seluruh Indonesia, khususnya di rumah makan Padang.
Rumah adat ini punya bentuk puncak atap yang runcing, menyerupai tanduk kerbau. Dulunya atap ini dibuat dari bahan ijuk dan bisa bertahan sampai puluhan tahun. Tetapi belakangan, atap rumah banyak berganti dengan seng. Rumahnya dibangun dengan bentuk empat persegi panjang, dibagi atas 2 bagian yakni depan dan belakang. Bagian depan biasanya penuh dengan ukiran ornamen bermotif akar, bunga, dan daun. Sedangkan bagian luar belakang dilapisi belahan bambu.


4. Rumah Adat Riau: Selaso Jatuh Kembar
Rumah adat Riau ini merupakan rumah panggung dengan dua selasar. (Foto: Instagram/propan_sayembara)


Riau memiliki beberapa jenis rumah adat, salah satunya adalah Selaso Jatuh Kembar yang paling terkenal. Nama ini diadopsi dari bentuk bangunan yang memiliki dua selasar. Selasar rumah panggung ini memiliki posisi lebih rendah dibanding ruang tengah dan biasanya dijadikan tempat musyawarah.
Rumah adat ini memiliki ciri khas yakni berbentuk rumah panggung atau memiliki kolong. Di dalam rumah hanya ada sekat yang memisahkan ruang tengah dan ruang telo (tempat menyimpan makanan), tidak ada ruangan atau kamar-kamar. Bahan bangunannya terbuat dari alam, seperti atap dari daun rumbia, lalu dinding, tiang atau lantai dari kayu-kayu berkualitas baik seperti kayu meranti, kayu medang, atau kayu punak.


5. Rumah Adat Jambi: Panggung Kajang Leko
Rumah adat Jambi memiliki pemetaan ruang yang detail. (Foto: romadecade.org)


Perpaduan warna kuning dan merah di rumah adat Jambi ini membuat penampilannya terlihat cantik. Salah satu hal menarik dari rumah ini adalah pemetaan rumah yang terdiri dari delapan ruang. Konsep pembagian ruang ini bisa diterapkan juga dalam rumah masa kini. Ruang serambi dalam, yang terdiri dari ruang tiru orangtua dan kamar tidur anak gadis, dan ruang makan, disebut ruang balik menahan.
Bagian atapnya dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya. Bentuknya seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung. Sementara bagian langit-langit dibuat dari tebar layar atau semacam plafon yang memisahkan ruang loteng dengan ruang di bawahnya. Ruang loteng ini digunakan sebagai ruang penyimpanan.


6. Rumah Adat Sumatera Selatan: Limas
Dari namanya saja kita sudah tahu pasti bahwa rumah ini pasti berbentuk limas. Bangunan rumah adat ini punya lantai yang bertingkat-tingkat yang merepresentasikan loso budaya masyarakat setempat, biasa disebut bengkilas.Dari jauh, rumah ini nampak seperti rumah panggung dengan tiangtiang tertancap ke tanah.
Rumah adat limas yang punya banyak tingkat, menonjolkan loso budaya masyarakat Sriwijaya.
(Foto: https://bobo.grid.id/)

Rumah adat ini punya luas mulai dari 400 - 1000 m2 dan biasanya digunakan untuk hajatan atau acara adat. Rangka rumah adat terbuat dari kayu seru yang cukup langka. Bahan material untuk membuat dinding, lantai, dan pintunya menggunakan kayu tembesu. Sedangkan untuk tiang rumah menggunakan kayu unglen yang tahan air.

7. Rumah Adat Banten: Badui/Baduy
Rumah adat Badui/Baduy yang sering disebut dengan Julang Ngapak.
(Foto: https://www.romadecade.org)


Rumah adat dari provinsi Banten ini dimiliki oleh suku Badui, kelompok etnis masyarakat adat suku di Banten. Bentuk rumahnya sering disebut juga dengan Julang Ngapak dan gaya bangunannya seperti rumah panggung.
Bagian atap terdiri dari daun yang disebut sulah nyandadan bagian bilik rumah dan pintu dibuat dari anyaman bambu yang disusun secara vertikal, dikenal dengan nama sarigsig.Selain itu, rumah adat Baduy dibagi dalam 3 bagian, yakni sosoro(depan), tepas(tengah), dan imah(belakang).
- Bagian sosoro digunakan untuk menerima tamu
- Ruang tepas Untuk tempat makan atau ruang tidur anak-anak
- imah (bagian inti rumah) fungsi khusus sebagai dapur dan kamar tidur utama.


8. Rumah Adat Betawi: Kebaya
Rumah adat Betawi dapat mudah ditemukan di kawasan Setu Babakan, Jakarta.
(Foto: Kabarinews.com)


Rumah adat betawi memiliki nama Kebaya. Disebut sebagai rumah kebaya karena bentuk atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan jika dilihat dari samping, lipatan-lipatan itu mirip dengan lipatan kebaya. Sampai sekarang, ornamen rumah tradisional dari Betawi ini masih sering dipakai, yaitu bagian lis ukiran di bawah genteng. Pemasangan lis khas Betawi tersebut adalah cara paling mudah untuk menunjukkan ciri khas rumah tradisional Jakarta. Atap rumahnya terbuat dari genteng atau atep (daun kirai yang dianyam), dinding depan dengan kayu gowok/kayu nangka, dinding rumah lainnya dengan anyaman bambu, dan pondasi yang digunakan adalah batu kali.


9. Rumah Adat Jawa Barat: Rumah Sunda
Rumah adat Sunda ini mengandalkan kayu di beberapa sudut
yang mudah ditemukan di tanah Pasundan. (Foto: romadecade.org)


Masyarakat Sunda memiliki rumah tradisional unik yaitu rumah panggung tapi dengan tangga yang pendek, berbeda dengan rumah panggung di Sumatera atau Kalimantan. Rumah Sunda di masing-masing daerah memiliki ciri khas berbeda yang terletak pada atapnya. Jenis atapnya antara lain: jolopong, badak heuay, perahu kemurep, pongpok, jublek, apit gunting, dan lainnya.
Sebagian besar rumah adat Sunda mengambil bentuk dasar struktur atap pelana atau atap gaya kampung yang dibangun di atas panggung pendek. Rumahnya terbuat dari bahan-bahan dedaunan seperti ijuk, dedaunan palem, atau serat aren hitam. Daun-daun ini akan menutupi kerangka kayu dan balok. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu.


10. Rumah Adat Jawa Tengah: Joglo
Rumah Joglo Jawa
( http://dewikadjar.wordpress.com/2008/04/23/rumah-joglo/rumah-joglo_02/)

Joglo adalah rumah tradisional masyarakat Jawa atau daerah lain di Indonesia yang terdiri atas 4 tiang utama. Rumah tradisional Jawa terbagi menjadi dua bagian, yakni rumah induk dan rumah tambahan.Rumah induk terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:
  • Pendapa/Pendopo. Bagian ini terletak di depan rumah. Biasanya digunakan untuk aktivitas formal, seperti pertemuan, tempat pagelaran seni wayang kulit dan tari-tarian, serta upacara adat. Ruang ini menunjukkan sikap akrab dan terbuka, meskipun begitu Pendopo sering kali dibuat megah dan berwibawa.
  • Pringgitan. Bagian ini terletak antara pendapa dan rumah dalam (omah njero). Selain digunakan untuk jalan masuk, lorong juga kerap digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit. Bentuk dari pringitan seperti serambi berbentuk tiga persegi dan menghadap ke arah pendopo.
  • Emperan. Ini adalah penghubung antara pringitan dan umah njero. Bisa juga dikatakan sebagai teras depan karena lebarnya sekitar 2 meter. Emperan digunakan untuk menerima tamu, tempat bersantai, dan kegiatan publik lainnya. Pada emperan biasanya terdapat sepasang kursi kayu dan meja.
  • Omah dalem. Bagian ini sering pula disebut omah mburi, dalem ageng, atau omah saja. Kadang disebut juga sebagai omah-mburi, dalem ageng atau omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa juga digunakan sebagai istilah yang mencakup arti kedomestikan, yaitu sebagai sebuah unit tempat tinggal.
  • Senthong-kiwa. Berada di sebelah kanan dan terdiri dari beberapa ruangan. Ada yang berfungsi sebagai kamar tidur, gudang, tempat menyimpan persediaan makanan, dan lain sebagainya.
  • Senthong tengah. Bagian ini terletak ditengah bagian dalam. Sering juga disebut pedaringan, boma, atau krobongan. Sesuai dengan letaknya yang berada jauh di dalam rumah, bagian ini berfungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti harta keluarga atau pusaka semacam keris, dan lain sebagainya
  • Senthong-tengen. Bagian ini sama seperti Senthong kiwa, baik fungsinya maupun pembagian ruangannya.
  • Gandhok. Merupakan bangunan tambahan yang letaknya mengitari sisi belakang dan samping bangunan inti.
11. Rumah Adat Jawa Timur: Joglo Situbondo
Rumah adat Situbondo, Jawa Timur. (foto: https://budayajawa.id)

Rumah adat ini berbeda dengan rumah adat Joglo di Jawa Tengah, meskipun ada sedikit kemiripan. Rumah adat jawa timur berbentuk limasan atau dara gepak. Sesuai namanya, rumah adat ini banyak ditemukan di daerah Situbondo, Jawa Timur.
Umumnya, bahan bangunan rumah adat ini adalah kayu jati murni. Hal ini dipercayai karena kayu jati punya kekuatan besar dan daya tahan cukup lama. Pintu utama punya hiasan-hiasan di atasnya yang biasa disebut dengan makara atau seluru gelung.Makara biasa digunakan sebagai gerbang masuk sebelum ke ruang utama. Hiasan di makaraini punya fungsi sebagai tolak bala juga untuk memberi keindahan. Ukiran-ukiran lain pun menghiasi rumah, berfungsi sebagai penangkal musibah.


12. Rumah Adat Bali: Gapura Candi Bentar
Rumah adat Bali umumnya mengadopsi bentuk Gapura Candi Bentar ini pada
pintu masuk dan memberi kesan tradisi yang kuat. (Foto: Instagram/Balilifetour)


Jika Anda melihat rumah tradisional Bali, pasti banyak sekali Anda melihat ukiran-ukiran pahatan, patung, dan lainnya. Di samping itu pula, setiap rumah pasti selalu memiliki gapura candi sebagai gerbang masuk rumah maupun Pura. Ada banyak sekali unsur yang bisa diterapkan seperti ornamen, ukiran.

13. Rumah Adat NTB: Dalam Loka
Rumah adat Nusa Tenggara Barat ini terkenal cantik dan
sering menjadi latar belakang foto-foto pre-wedding. (Foto: Instagram/Halal_away)

Rumah adat di Nusa Tenggara Barat disebut Dalam Loka. Rumah ini digunakan oleh Suku Sumbawa, Sasak, Dompu, dan Dongu. Rumah ini dulunya hanya digunakan oleh raja dan kepala adat, bukan masyarakat biasa. Tapi kini Dalam Loka sudah boleh digunakan oleh masyarakat biasa.
Hal yang unik dari Rumah adat ini yaitu ditopang dengan 99 tiang yang melambangkan 99 sifat Allah dalam ajaran agama Islam. Area luar dilengkapi dengan dekorasi seperti kebun istana, gapura, atau tempat lonceng.

14. Rumah Adat Kalimantan Barat: Panjang
Rumah betang atau rumah panjang hampir jarang ditemukan lagi. (Foto: romadecade.org)

Rumah Adat Kalimantan Barat bernama Rumah Radakng. Sering disebut juga rumah panjang karena memiliki panjang rumah hingga 180 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 5 sampai 8 meter di atas permukaan tanah. Tiang-tiang penyangga rumahnya sangat tinggi dan tangganya lebar yang harus berjumlah ganjil. Filosofi dari rumah ini menggambarkan kebersamaan dan toleransi dari setiap anggota keluarga. Rumah Rumah Radakng bisa menampung puluhan kepala keluarga dan ratusan orang didalamnya sebagai bentuk kebersamaan.

15. Rumah Adat Kalimantan Tengah: Betang
Rumah adat Betang adalah pusat kebudayaan dan segala proses
kehidupan bagi masyarakat Dayak. (Foto: https://id.wikipedia.org)

Rumah adat kalimantan tengah atau rumah betang, dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai. Rumahnya berbentuk panggung, punya panjang mmencapai 30-150 meter, lebar 10-30 meter, dan tinggi tiang sekitar 3-5 meter. Arsitekturnya mirip dengan rumah adat Panjang, Kalimantan Barat.
Pada suku Dayak tertentu, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan rumah adat Betang. Seperti, hulunya harus searah dengan matahari terbit dan hilirnya ke arah matahari terbenam. Hal ini adalah simbol kerja keras dan bertahan hidup dari matahari terbit sampai terbenam.


16. Rumah Adat Toraja: Tongkonan
Rumah adat asal Toraja ini berbentuk unik dan diadopsi berbagai bangunan
di kota asalnya, seperti hotel dan kantor. (Foto: GoodnewsfromIndonesia)

Suku Toraja memiliki rumah adat yang berbentuk elegan. Lengkungan atapnya yang menjulang seperti haluan kapal menjadi ciri khasnya. Rumah ini punya arsitektur bangunan yang mirip dengan bangunan Suku Bugis.
Ciri khasnya adalah teras yang luas dan jumlah anak tangga yang ganjil. Untuk bahan bangunan, sebagian besar material rumah adat Toraja menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam. Saat ini sudah dilakukan memodikasi atap tersebut untuk bentuk bangunan yang lebih kecil. Anda yang berasal dari Toraja atau pecinta budayanya bisa mengadopsi model atap ini.

17. Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu
Rumah adat Sasadu digunakan sebagai ruang pertemuan, tempat menerima tamu,
dan perayaan pesta adat. (Foto: https://situsbudaya.id)

Sasadu berasal dari kata Sasa - Sela - Lamo atau besar dan Tatadus - Tadus atau berlindung. Dari asal katanya, arti Sasadu bermakna berlindung di rumah besar. Bentuk rumahnya seperti rumah panggung dengan batang pohon sagu sebagai pilar dan anyaman daun sagu sebagai penutup atap rumah.
Rumah adat maluku Sasadu tidak punya pintu dan dinding penutup. Rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan bahan alam yaitu pasak kayu. Pasak kayu ini digunakan untuk memperkuat sambungan dan tali ijuk dari pengikat rangka atap. Lantainya dibangun dengan semen karena pemeliharaannya lebih mudah. Rumah ini dilengkapi juga bendera besar yang disebut panji dan bendera kecil yang disebut dayalo.

18. Rumah Adat Papua: Honai
Rumah adat Papua ini ampuh untuk menahan dinginnya suhu di pegunungan.
(Foto: romadecade.org)

Honai merupakan rumah adat Papua dengan ciri minimnya ventilasi dan pencahayaan atau tidak ada jendela. Tujuan dari pembuatan rumah yang rapat ini adalah untuk menahan dingin, karena masyarakat Papua banyak yang tinggal di daerah pegunungan. Bahan bangunan rumah ini umumnya terdiri dari kayu dan ilalang. Rumah ini tetap bisa diadopsi untuk bangunan modern melalui beberapa modikasi seperti mengganti kayu dengan tembok dan lebih terbuka, disesuaikan dengan daerahnya.

Materi ini juga dapat dibaca dan diunduh >>>>>> di sini


TUGAS :

  • Membuat gambar rumah adat.
  • Kamu boleh menggambar rumah adat dari daerah asalmu atau rumah adat yang paling kamu sukai, deskripsikan pula keunikannya !
  • Buatlah pada buku gambarmu dan jangan lupa diwarnai agar gambarmu lebih menarik!
  • Batas waktu pengiriman gambar : Senin, 2 Agustus 2021


Jika sudah selesai kirim gambarmu >>>>>>>
ke sini






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI : Jumat, 3 September 2021

Kegiatan 1 Anak hebat, dalam teks wawancara  pastinya harus ada pertanyaan yang diajukan oleh  pewawancara atau penanya. Nah, bagaimana cara...